Mengenai Saya

Foto saya
2nd Runner Up Tourism Ambassador Padang Pariaman District West Sumatera

Selasa, 12 Juli 2011

KALIMAT EFEKTIF


1)    PENGERTIAN DAN CIRI KALIMAT EFEKTIF

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran. Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa:
1.       Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.       Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan: 2001)
3.Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
3.       Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.


Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, dapat menyampaikan pesan secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula.
Kalimat efektif dituntut oleh empat ketepatan yakni
a.    Ketepatan pilihan kata
b.    Ketepatan bentuk kata
c.    Ketepatan pola kalimat
d.    Ketepatan makna kalimat

Ø  Kontaminasi atau kerancuan adalah kalimat yang kacau susunannya
Contoh : berulang kali, diperlebarkan
Ø  Pleonasme adalah penggunaan kata yang melebih-lebihkan
Contoh : hujan turun membasahi bumi
Ø  Tidak memiliki subjek
Contoh : di sekolah kami mengadakan pentas seni
Ø  Salah nalar / salah tanggapan
Contoh : Bila musim hujan adik suka batuk
Ø  Kesalahan bentuk kata (kata tidak baku)
Contoh : Praktek = praktik, Apotik = Apotek, Lesung pipit = lesung pipi
Ø  Kata depan yang tidak perlu
Contoh : perkembangan dari pada teknologi informasi sangat pesat
Ø  Pengaruh bahasa asing
Ø  Pengaruh bahasa daerah

Ciri-ciri kalimat efektif:
1.    KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
2.    KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
a.    Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
b.    Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3.    KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat. Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah: Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4.    PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
·         Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
a.    Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
b.    Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
·         Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
a.    Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
b.    Kami pun turut dalam kegiatan itu.
c.    Bisakah dia menyelesaikannya?
·         Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
·         Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
a.    Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
b.    Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5.    KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Kepada Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

2)    PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF

1.    Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
Ø  Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)

Ø  Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.

Ø  Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
                        (Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)
Ø  Pada era zaman  modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
                        (Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)
Ø  Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
                        (Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)

2.    Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
Ø  Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)

Ø  Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
                        (Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3.    Penggunaan imbuhan yang kacau :
Ø  Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)

Ø  Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
                        (Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
Ø  Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
                        (Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)
Ø  Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan juga apresiasi puisi.)

4.    Kalimat tak selesai :
Ø  Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)

Ø  Rumah yang besar yang terbakar itu.
(Rumah yang besar itu terbakar.)

5.    Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
Ø  Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)
            Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.
Ø  Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)

Ø  Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)

                        -           tau             à  tahu                             -   negri         à  negeri
                        -           kepilih       à  terpilih                           -   faham       à  paham
                        -           ketinggal   à  tertinggal                                  -   himbau     à  imbau
                        -           gimana      à  bagaimana                   -   silahkan    à  silakan
                        -           jaman        à  zaman                         -   antri           à  antre
                        -           trampil       à  terampil                                    -   disyahkan à  disahkan

6.    Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
Ø  Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar